Tag : yield

SETELAH SINGAPURA, AMERIKA KINI BAKAL

SETELAH SINGAPURA, AMERIKA KINI BAKAL "REBUT" DOLAR MILIK RI.

Indonesia sebenarnya memiliki valuta asing (valas) khususnya dolar Amerika Serikat (AS) yang lumayan banyak, jika dilihat dari surplus neraca perdagangan. Sayangnya para eksportir menempatkan dolar AS mereka di luar negeri, khususnya Singapura. Hal ini membuat pasokan valas di dalam negeri menjadi tiris, tercermin dari cadangan devisa yang terus menurun pada tahun lalu. Neraca perdagangan yang sudah mencatat surplus 33 bulan beruntun. Total nilai surplus selama periode tersebut mencapai US$ 113,2 miliar, berdasarkan data Refinitiv. Guna menarik dolar AS yang ditempatkan di luar negeri, Bank Indonesia (BI) merilis aturan operasi moneter Term Deposit Valuta Asing Devisa Hasil Ekspor (TD Valas DHE) yang berlaku sejak 1 Maret lalu. Kesuksesan operasi moneter tersebut bisa akan tercermin dari cadangan devisa Maret yang dirilis bulan depan. Dalam TD Valas DHE BI memberikan bunga yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan di Singapura. Tujuannya jelas agar bisa menarik valuta asing milik eksportir yang ditempatkan di luar negeri. Berdasarkan data dari Bahana
Rupiah menguat ke Rp 14.320 per dolar AS pada Kamis (27/5) pagi

Rupiah menguat ke Rp 14.320 per dolar AS pada Kamis (27/5) pagi

Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan pada Kamis (27/5) pagi. Pukul 9.40 WIB, kurs rupiah spot berada di Rp 14.320 per dolar Amerika Serikat (AS). Kurs rupiah menguat 0,06% jika dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan Selasa (25/5) yang ada di Rp 14.328 per dolar AS. Dalam sepekan, nilai tukar rupiah masih tercatat menguat 0,38%. Duncan Tan, strategist DBS Bank mengungkapkan bahwa selisih yield surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun dengan US Treasury tenor 10 tahun cenderung menipis. "Potensi penurunan yield terbatas dalam jangka pendek dan yield tenor 10 tahun akan menghadapi tantangan untuk turun di bawah level 6%," ungkap Tan dalam catatan yang dikutip Bloomberg. Sumber : kontan